November 15, 2024

Jenazah Syabda Perkasa Belawa akan dimakamkan di Sragen sore ini, bersama ibunda & nenek dari Syabda. Kaget, sedih & syok banget pastinya, baru kmrn kita ngobrolin ttg cita2x & impianmu. (Read More Here).




Syabda meninggal dunia karena mengalami kecelakaan saat akan berziarah ke makam neneknya.


Mrs. Syabda Perkasa Belawa also died in an accident that was experienced by the Cipayung PBSI men’s singles badminton player on the Pemalang toll road, Central Java, Monday (20/3) early morning WIB.

It was reported that the car that Syabda and his family were traveling in had an accident on the Pemalang KM 315 toll road. The car driven by his father, Muanis Hadi Sutamto, had an accident.

PBSI said in a release that Syabda’s mother, Anik Sulistyowati, also died as a result of the accident. Muanis, Syabda’s father, is in critical condition at Al Ikhlas Islamic Hospital, Pemalang.

“Syabda, pemain kelahiran Jakarta, 25 Agustus 2001 ini meninggal dunia setelah kendaraan yang dikemudikan sang ayah, Muanis Hadi Sutamto menabrak kendaraan lain dari belakang di jalan tol,” tulis pihak PBSI.


“Akibatnya, Syabda dan ibunda, Anik Sulistyowati (49) meninggal dunia. Sang ayah dalam kondisi kritis. Sementara kakaknya, Diana Sakti Anistyawati, dan adiknya, Tahta Bathari Cahyaloka, mengalami luka-luka. Saat ini sang ayah, Muanis, juga sang kakak dan adik, masih dalam perawatan di Rumah Sakit Islam Al Ikhlas, Pemalang,” sambung pihak PBSI.


Syabda dan keempat anggota keluarganya bermaksud ke Sragen, Jawa Tengah, untuk ziarah nenek dari sang ibu meninggal pada Minggu (19/3).


Ibu Syabda Perkasa Belawa juga meninggal dalam kecelakaan yang dialami pebulutangkis tunggal putra pelatnas Cipayung PBSI itu di tol Pemalang, Jawa Tengah, Senin (20/3) dini hari WIB.

Mobil ditumpangi Syabda dan keluarganya dikabarkan mengalami kecelakaan di tol Pemalang KM 315. Mobil yang dikemudikan sang ayah, Muanis Hadi Sutamto, mengalami kecelakaan.


Pihak PBSI dalam rilis menyatakan ibu Syabda, Anik Sulistyowati, juga meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut. Muanis, ayah Syabda, dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Islam Al Ikhlas, Pemalang.


“Syabda, a player who was born in Jakarta, August 25, 2001, died after the vehicle driven by his father, Muanis Hadi Sutamto, hit another vehicle from behind on the toll road,” PBSI wrote.


“As a result, Syabda and mother, Anik Sulistyowati (49) died. The father was in critical condition. Meanwhile, her older sister, Diana Sakti Anistyawati, and her younger sister, Tahta Bathari Cahyaloka, were injured. Currently, her father, Muanis, as well as her older brother and sister, are still being treated at the Al Ikhlas Islamic Hospital, Pemalang,” PBSI continued.


Syabda and four of his family members intended to go to Sragen, Central Java, for a pilgrimage to the grandmother of his mother who died on Sunday (19/3).


Menurut laporan dari Satlantas Polres Pemalang, pasca menerima laporan kecelakaan, pihaknya langsung bergerak mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi lima orang korban kecelakaan lalu lintas M (49), AS (48), DA (25), TB (11), SPB (21) ke rumah sakit (RS) di Pemalang.


Seluruh korban yang dievakuasi ke rumah sakit adalah penumpang mobil, satu orang korban dengan inisial AS meninggal dunia di tempat kejadian perkara. Sementara pada saat itu, SPB atau Syabda Perkasa Belawa mengalami lukat berat dan langsung dilarikan ke rumah sakit.


Kapolres Pemalang, AKBP Yovan Fatika Handhiska Aprilaya melalui Kasat Lantas AKP Achmad Riedwan Preevost pun menyebut kecelakaan itu terjadi ketika mobil yang dikendarai para korban berada di jalur A Tol Pemalang-Batang, tepatnya di wilayah Petarukan, Pemalang.


Sesampainya di lokasi kejadian, Kapolres Pemalang mengatakan, mobil korban membentur truk yang melaju searah di depannya.


Discover more from KossyDerrickent

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from KossyDerrickent

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading